Selasa, 14 Maret 2023

PENDIDIKAN KELUARGA SEBAGAI BENTENG DEKADENSI MORAL



Novrita
Guru MTs Negeri 6 Bantul

Akhir-akhir ini masyarakat diliputi oleh rasa keprihatinan yang mendalam dengan adanya kriminalitas dikalangan anak-anak muda, dekadensi moral yang tejadi sungguh sangat kita rasakan dampaknya. Sebagai bukti lihatlah disekeliling kita, bahwa kasus-kasus kejahatan semakin meningkat. Mulai dari pencurian, perampokan, pelecehan seksual, miras dan narkoba hingga maraknya pemberitaan yang sangat menampar dunia pendidikan kita adalah tentang kebiadaban siswa terhadap guru, kelompok klitih  di Yogyakarta, dan tindak criminal lainnya yang melibatkan anak dibawah usia sekolah.  Sungguh ini menjadi ancaman serius untuk generasi Indonesia di masa depan. Kita semua terpanggil untuk memikirkan bagaimana cara mengatasi dekadensi moral sehingga dapat  membentuk mentalitas generasi muda agar tumbuh menjadi manusia yang cinta damai, toleransi dan saling menghargai  sesama.

Sebenarnya apasih penyebab dekadensi moral itu?

Dekadensi Moral adalah suatu kemerosotan yang terjadi pada seseorang yang disebabkan  oleh faktor-faktor tertentu. seperti saat ini, dekadensi moral yang terjadi di tengah-tengah masyarakat Indonesia banyak kita saksikan baik melalui berita dalam media elektronik maupun media sosial. Penyebabnya tentulah beragam, jika kita tinjau dari akibat yang ditimbulkan, menurut pandangan pribadi saya ada beberapa penyebab terjadinya dekadensi moral tersebut, antara lain:
1. Pengaruh budaya asing
Begitu  mudahnya budaya asing yang masuk tanpa adanya upaya pencegahan yang  serius oleh pemerintah.  Kebudayaan asing yang jelas-jelas tidak cocok dengan kebudayaan kita sebagai contoh cara berpakaian dan yang tidak sewajarnya.  Bahkan trend tersebut diikuti oleh para entertrainer yang menjadi public figure, hingga para penggemarpun mengikuti tand tersebut.
2. Kemajuan teknologi
Era globalisasi juga memberikan dampak negative yang tidak dapat kita pungkir. Perkembangan internet dan ponsel berteknologi canggih terkadang sangat bahaya jika tidak digunakan oleh orang yang tepat.
3. Lunturnya keimanan
Kita ketahui bersama bahwa keimanan seseorang terkadang mengalami turun naik, ketika tingkat keimanan seseorang menurun, potensi melakukan kesalahan sangatlah terbuka. Jika hal ini dibiarkan tanpa adanya upaya penanganan yang serius maka akan menjadi penyakit berbahaya yang dapat menimbulkan kerusakakn moral.
4. Pengaruh lingkungan sekitar
Kondisi lingkungan sekolah, tempat tinggal dan sebagainya tentu akan sangat berdampak  dalam pembentukan moral itu sendiri.
5. Faktor ekonomi
Kurangnya rasa bersyukur mengakibatkan seseorang merasa tidak puas dengan apa yang ia peroleh, untuk dan memenuhi kepuasannya tanpa diiringi landasan iman yang kuat, maka berbagai cara ia lakukan.
       
        Dengan rusaknya moral dan akhlak generasi muda, maka secara perlahan akan merusak pula tatanan suatu bangsa. Peran edukatif orangtua sangat menentukan perkembangan intelktual, moralitas, dan karakter anak. Hal ini sangatlah masuk akal karena lingkungan pertama anak tumbuh dan berkembang adalah “Keluarga”. Orangtua hendaknya menyadari peran besar ini terhadap pendidikan bagi anak-anak mereka. Tanamkan nilai-nilai luhur keagamaan, norma-norma kehidupan dan norma kesusilaan pada setiap anggota keluarga.  Maka dari itu sangatlah perlu pada setiap calon orang tua membekali diri sebelum memutuskan untuk membangun ruamah tangga dan mempunyai keturunan. Jika menengok bagaimana cara orangtua tempo dulu mendidik anak-anak mereka, mestinya orangtua zaman sekarang lebih hebat jika dibandingkan dengan orangtua masa lampau. Seharusnya mereka mampu mendidik anaknya dengan berbagai metode yang dapat memberikan semangat dalam mengetahui ilmu pengetahuan yang ada (leraning to know). Pengetahuan yang diperoleh oleh anak sangatlah diharapkan kelak mereka mampu mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari (learning to do). Maka dari itu pendidikan dalam keluarga mutlak dibutuhkan untuk menciptakan generasi yang lebih hebat (learning to be). Orangtua zaman dulu banyak yang tidak memiliki kesempatan mendapatkan pendidikan formal. Namun mereka mampu mendidik anak menjadi orang yang bertanggungjawab, memiliki disiplin yang tinggi, punya rasa toleransi yang baik (learning to live together) . Orangtua tidak hanya mendidik secara teori mereka hendaknya menjalani hidup dengan apa adanya hingga mampu menjadi tauladan bagi anak-anaknya. Sebagai contoh adalah makan bersama, dari makan bersama orangtua jaman dahulu mendidik anak-anak mereka tentang nilai nilai kehidupan, mendiskusikan semua permasalahan dan menumbuhkan rasa berbagi yang tinggi, Tak kalah penting dari semua itu adalah mengajak anak untuk senantiasa bersyukur atas apa yang diperolehnya hari ini. Hanya terkadang orangtua zaman now kehabisan waktu utuk bersama anak-anak mereka. Sekolah juga ikut berkontribusi dalam pembentukan karakter anak, Oleh karena itu mari kita jadikan keluarga kita sebagai “Sekolah” pertama untuk mendidik anak-anak kita menjadi generasi bangsa yang berakhlak mulia dan bermoral.

Novrita,