Guru MTs Negeri 6 Bantul
Akhir-akhir ini masyarakat diliputi
oleh rasa keprihatinan yang mendalam dengan adanya kriminalitas dikalangan
anak-anak muda, dekadensi moral yang tejadi sungguh sangat kita rasakan
dampaknya. Sebagai bukti lihatlah disekeliling kita, bahwa kasus-kasus kejahatan
semakin meningkat. Mulai dari pencurian, perampokan, pelecehan seksual, miras
dan narkoba hingga maraknya pemberitaan yang sangat menampar dunia pendidikan kita
adalah tentang kebiadaban siswa terhadap guru, kelompok klitih di Yogyakarta, dan tindak criminal lainnya
yang melibatkan anak dibawah usia sekolah. Sungguh ini menjadi ancaman serius untuk
generasi Indonesia di masa depan. Kita semua terpanggil untuk memikirkan
bagaimana cara mengatasi dekadensi moral sehingga dapat membentuk mentalitas generasi muda agar
tumbuh menjadi manusia yang cinta damai, toleransi dan saling menghargai sesama.
Sebenarnya
apasih penyebab dekadensi moral itu?
Dekadensi Moral adalah suatu kemerosotan yang terjadi pada seseorang yang disebabkan oleh faktor-faktor tertentu. seperti saat ini, dekadensi moral yang terjadi di tengah-tengah masyarakat Indonesia banyak kita saksikan baik melalui berita dalam media elektronik maupun media sosial. Penyebabnya tentulah beragam, jika kita tinjau dari akibat yang ditimbulkan, menurut pandangan pribadi saya ada beberapa penyebab terjadinya dekadensi moral tersebut, antara lain:
1. Pengaruh budaya asing
Begitu
mudahnya budaya asing yang masuk tanpa adanya upaya pencegahan yang serius oleh pemerintah. Kebudayaan asing
yang jelas-jelas tidak cocok dengan kebudayaan kita sebagai contoh cara
berpakaian dan yang tidak sewajarnya.
Bahkan trend tersebut diikuti oleh para entertrainer yang menjadi public
figure, hingga para penggemarpun mengikuti tand tersebut.
2. Kemajuan teknologi
Era globalisasi juga memberikan dampak
negative yang tidak dapat kita pungkir. Perkembangan internet dan ponsel
berteknologi canggih terkadang sangat bahaya jika tidak digunakan oleh orang
yang tepat.
3. Lunturnya keimanan
Kita ketahui bersama bahwa keimanan
seseorang terkadang mengalami turun naik, ketika tingkat keimanan seseorang
menurun, potensi melakukan kesalahan sangatlah terbuka. Jika hal ini dibiarkan
tanpa adanya upaya penanganan yang serius maka akan menjadi penyakit berbahaya
yang dapat menimbulkan kerusakakn moral.
4. Pengaruh lingkungan sekitar
Kondisi lingkungan sekolah, tempat
tinggal dan sebagainya tentu akan sangat berdampak dalam pembentukan moral itu sendiri.
5. Faktor ekonomi
Kurangnya rasa bersyukur mengakibatkan
seseorang merasa tidak puas dengan apa yang ia peroleh, untuk dan memenuhi
kepuasannya tanpa diiringi landasan iman yang kuat, maka berbagai cara ia
lakukan.
Dengan rusaknya moral dan akhlak generasi
muda, maka secara perlahan akan merusak pula tatanan suatu bangsa. Peran
edukatif orangtua sangat menentukan perkembangan intelktual, moralitas, dan
karakter anak. Hal ini sangatlah masuk akal karena lingkungan pertama anak
tumbuh dan berkembang adalah “Keluarga”. Orangtua hendaknya menyadari peran
besar ini terhadap pendidikan bagi anak-anak mereka. Tanamkan nilai-nilai luhur
keagamaan, norma-norma kehidupan dan norma kesusilaan pada setiap anggota
keluarga. Maka dari itu sangatlah perlu
pada setiap calon orang tua membekali diri sebelum memutuskan untuk membangun
ruamah tangga dan mempunyai keturunan. Jika menengok bagaimana cara orangtua
tempo dulu mendidik anak-anak mereka, mestinya orangtua zaman sekarang lebih
hebat jika dibandingkan dengan orangtua masa lampau. Seharusnya mereka mampu
mendidik anaknya dengan berbagai metode yang dapat memberikan semangat dalam
mengetahui ilmu pengetahuan yang ada (leraning to know). Pengetahuan yang
diperoleh oleh anak sangatlah diharapkan kelak mereka mampu mewujudkannya dalam
kehidupan sehari-hari (learning to do). Maka dari itu
pendidikan dalam keluarga mutlak dibutuhkan untuk menciptakan generasi yang
lebih hebat (learning to be). Orangtua zaman dulu banyak yang tidak memiliki
kesempatan mendapatkan pendidikan formal. Namun mereka mampu mendidik anak
menjadi orang yang bertanggungjawab, memiliki disiplin yang tinggi, punya rasa
toleransi yang baik (learning to live together) .
Orangtua tidak hanya mendidik secara teori mereka hendaknya menjalani hidup
dengan apa adanya hingga mampu menjadi tauladan bagi anak-anaknya. Sebagai
contoh adalah makan bersama, dari makan bersama orangtua jaman dahulu mendidik
anak-anak mereka tentang nilai nilai kehidupan, mendiskusikan semua
permasalahan dan menumbuhkan rasa berbagi yang tinggi, Tak kalah penting dari
semua itu adalah mengajak anak untuk senantiasa bersyukur atas apa yang
diperolehnya hari ini. Hanya terkadang orangtua zaman now kehabisan waktu utuk
bersama anak-anak mereka. Sekolah juga
ikut berkontribusi dalam pembentukan karakter anak, Oleh karena itu mari kita
jadikan keluarga kita sebagai “Sekolah” pertama untuk mendidik anak-anak kita
menjadi generasi bangsa yang berakhlak mulia dan bermoral.
Novrita,